Pendekatan Penelitian Kualitatif
Written by Ari Julianto
1. Hakikat Penelitian Kualitatif
Dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap individu sebagaimana diungkapkan Sukmadinata (2005).
- Menurut Muhadjir (1996), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan makna/persepsi, di mana penelitian ini diharapkan dapat mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi-analisis yang teliti dan penuh makna, yang juga tidak menolak informasi kuantitatif dalam bentuk angka maupun jumlah. Pada tiap-tiap obyek akan dilihat kecenderungan, pola pikir, ketidakteraturan, serta tampilan perilaku dan integrasinya sebagaimana dalam studi kasus genetik.
- Menurut Danim (2002), peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka.
- Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel.
- Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan.
- Menurut Sugiyono (2005), penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
II. Karakteristik Penelitian Kualitatif
Beberapa karakteristik tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Natural Setting ( kondisi seperti apa adanya)
Pada topik riset kualitatif diarahkan pada kondisi asli subjek penelitian berada. Kondisi subjek sama sekali tidak dijamah oleh perlakuan (treatment) yang dikendalikan oleh peneliti seperti halnya di dalam penelitian eksperimental.
2. Permasalahan Masa Kini
Penelitian kualitatif mengarahkan kegiatannya secara dekat pada masalah kekinian (current event). Kepentingan pokoknya diletakkan pada peristiwa nyata dalam dunia aslinya, bukan sekedar pada laporan yang ada Subjek peristiwa yang diteliti adalah subjek masa kini dan bukan subjek masa lampau seperti dalam kebanyakan riset historis.
3. Memusatkan pada Deskripsi
Penelitian kualitatif melibatkan kegiatan ontologis. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data.
4. Peneliti sebagai Alat Utama Riset (Human Instrument)
Walaupun berbagai alat pengumpulan data yang biasa kita kenal ada dimungkinkan untuk digunakan, namun alat penelitian utamanya adalah penelitinya sendiri.
5. Purposive Sampling
Penelitian kualitatif tidak memilih sampling (cuplikan) yang bersifat acak (random sampling). Teknik cuplikannya cenderung bersifat “purposive” karena dipandang lebih mampu menangkap kedalaman data di dalam menghadapi realitas yang tidak tunggal.
6. Pemanfaatan “Tacit Knowledge”
Penelitian kualitatif mendukung memanfaatkan pengetahuan yang bersifat intuitif dan dirasakan, sebagai tambahan pengetahuan yang bersifat proposional atau pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam bentuk bahasa karena seringkali nuansa realitas yang tidak tunggal dapat difahami hanya dengan cara ini, dan kebanyakan interaksi peneliti dengan yang diteliti terjadi pada tingkat ini.
7. Lebih Mementingkan Proses daripada Produk
Penekanan kualitatif pada proses secara khusus telah memberi manfaat pada riset pendidikan dalam menjelaskan tentang “ramalan pencapaian diri” mengenai pandangan tentang penampilan kognitif para siswa di sekolah yang ternyata dipengaruhi oleh harapan gurunya terhadap mereka.
8. Makna sebagai Perhatian Utama Riset
Dalam hal penemuan makna, peneliti berminat pada bagaimana cara orang memberi makna pada kehidupannya sendiri. Dengan kata lain, peneliti memusatkan pada yang disebut “ participant’s perspective” atau people’s point of view”, sehingga terhindari perumusan maksud sesuatu di dalam konteksnya berdasarkan pandangan penelitiannya sendiri.
9. Menggunakan Lingkungan Alamiah Sebagai Sumber Data
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif.
10. Memiliki Sifat Deskriptif Analitik
Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka).
11. Tekanan Pada Proses Bukan Hasil
Data dan informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan pemaparan. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu berlangsung.
12. Bersifat Induktif
Penelitian kualitatif dimulai dari lapangan yakni fakta empiris. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut.
13. Mengutamakan Makna
Makna yang diungkap berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya, mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang keberhasilan dan kegagalan membina guru.
III. Tujuan Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan
1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukan kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya penyempurnaannya.
2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.
IV. Bidang Kajian di Pendidikan
Bidang kajian penelitian kualitatif dalam pendidikan antara lain berkaitan dengan proses pengajaran, bimbingan, pengelolaan/manajemen kelas, kepemimpinan dan pengawasan pendidikan, penilaian pendidikan,hubungan sekolah dan masyarakat, upaya pengembangan tugas profesi guru, dan lain-lain.
V. Prosedur Penelitian Kualitatif
Terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2007):
1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi
Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Peneliti baru mendata sepintas tentang informasi yang diperolehnya.
2. Tahap reduksi
Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.
3. Tahap seleksi
Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru.
Secara spesifik ketiga tahap di atas dapat diringkas menjadi beberapa langkah penelitian kualitatif yaitu:
1. Identifikasi Masalah
Mengidentifikasi/memerinci masalah-masalah yang terdapat dalam latar belakang. Dengan demikian, segala permasalahan yang terangkum dalam latar belakang masalah dapat dikonkretkan dalam bentuk kalimat sederhana.
2. Pembatasan Masalah
Membatasi pada masalah yang akan diteliti, sehingga fokus penelitian menjadi jelas dan terarah. Pembatasan ini berfungsi agar penelitian tidak bias sehingga tidak terjebak dalam masalah-masalah yang kemudian timbul sebagai konsekuensi dari masalah yang akan diteliti.
3. Perumusan Masalah
Merumuskan masalah yang terfokus pada permasalahan yang akan di teliti.
1). Rumuskan masalah penelitian dengan jalan mengaitkan fokus dengan sub-sub fokus yang menjadi pertanyaan untuk dicarikan jawabannya.
2). Rumusan masalah penelitian harus menjawab pertanyaan “apa yang akan diselesaikan peneliti dalam melakukan penelitian ini”.
3). Masalah penelitian itu dikemukakan dalam bentuk pertanyaan yang dirumuskan secara tajam yang ingin dicari jawabannya dalam penelitian ini.
4). Rumuskan dengan menggunakan kata-kata yang tepat dengan bahasa yang efisien.
4. Tujuan Penelitian
1). Merumuskan apa-apa yang ingin dicapai dalam penelitian.
2). Tujuan penelitian merupakan pernyataan operasional yang merincikan apa yang akan diselesaikan dan dicapai dalam penelitian ini.
3). Tujuan itu dirumuskan sebagai upaya yang ditempuh oleh peneliti untuk memecahkan masalah.
4). Rumusan tujuan itu menjawab pertanyaan: bagaimana peneliti menggunakan hasil penelitiannya, dan bagaimana profesi sejenis menggunakan hasil penelitiannya.
5. Manfaat Penelitian
1). Mendeskripsikan manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian.
2). Manfaat dapat ditujukan untuk pribadi, pembaca, maupun institusi.
3). Dalam bagian ini dikemukakan apa yang kiranya menjadi kegunaan hasil penelitian baik bagi dunia bidang ilmu itu sendiri dan masyarakat pada umumnya.
4). Manfaat penelitian dirumuskan secara singkat dan dengan bahasa yang tepat.
Referensi
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif . Bandung: Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian Pendidikan.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Demikianlah pembahasan kali ini. Semoga bermanfaat. Amin.