Sabtu, 27 Juli 2013

Pendekatan Penelitian Kuantitatif

www.skripsiutama.blogspot.com
Pendekatan Penelitian Kuantitatif
Written by Ari Julianto








1. Hakikat Penelitian Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai logika,kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi. 

Fokus penelitian kuantitatif diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka.

II. Fungsi Penelitian Kuantitatif
Penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan antar variabel,menentukan kasualitas dari variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif (untuk meramalkan suatu gejala).

III. Karakteristik Penelitian Kuantitatif
Di dalam penelitian Kuantitatif ini memiliki ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang tentunya berbeda dengan penelitian yang lain diantaranya :

1. Desain
a. spesifik, jelas, rinci
b. ditentukan secara mantap sejak awal,
c. menjadi pegangan langkah demi langkah.

2. Tujuan
a. menunjukkan hubungan antar variabel,
b. menguji teori,
c. mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.

3. Teknik Pengumpulan data
a. kuesioner,
b. observasi dan
c. wawancara terstruktur.

4. Instrumen Penelitian :
a. test,
b. angket,
c. wawancara terstruktur dan
d. instrument yang telah terstandar.

5. Data 
Kuantitatif (angka-angka ), hasil pengukuran variabel yang dioperassikan dengan menggunakan instrument.

6. Sampel
Besar, representative, sedapat mungkin random dan sudah ditentukan sejak awal.

7. Analisis
Dilakukan setelah selesai pengumpulan data, deduktif dan menggunakan statistic untuk menguji hipotesis.

8. Hubungan dengan responden
Dibuat berjarak bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif, kedudukan peneliti lebih tinggi dari pada responden.

9. Kepercayaan terhadap hasil penelitian dengan pengujian validitas dan reliabilitas instrument.

IV. Paradigma Penelitian Kuantitatif
- Menganjurkan pemakaian metode-metode kuantitatif.
- Bersandar pada positivisme logika; mencari fakta-fakta dan sebab-sebab dari gejala sosial dengan mengesampingkan keadaan individu-individu.
- Pengamatan ditandasi pengukuran yang dikendalikan dan blak-blakan (obtrusive)
- Bersifat obyektif
- Jauh dari data; bertolak dari sudut pandangan dari “luar”
- Penelitian bersifat tidak mendasar (ungrouned), ditujukan pada pengujian (verification-oriented), menekankan penegasan (confirmatory), reduksionis, inferensial, deduktif-hipotetik.
- Berorientasi pada hasil
- Reliabel; data ‘keras’ dan dapat diulang
- Dapat digeneralisasikan; studi atas banyak kasus
- Bersifat partikularistik
- Mengasumsikan adanya realitas yang stabil.

V. Macam-macam Penelitian Kuantitatif
1. Penelitian Survei
2. Penelitian Eksperimen
3. Penelitian Exposfacto
4. Penelitian Korelasional
5. Penelitian Komparatif

VI. Prosedur Penelitian Kualitatif
1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat hal-hal yang melatar belakangi  dilakukannya penelitian, apa hal yang menarik untuk melakukan penelitian biasanya karena adanya kesenjangan antara kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bagian ini dimuat deskripsi singkat wilayah penelitian dan juga jika diperlukan hasil penelitian peneliti sebelumnya. Secara rinci latar belakang berisi:

- Argumentasi mengapa masalah tersebut menarik untuk diteliti dipandang dari bidang keilmuan/maupun kebutuhan praktis.
- Penjelasan akibat-akibat negatif jika masalah tersebut tidak dipecahkan.
- Penjelasan dampak positif yang timbul dari hasil-hasil penelitian
- Penjelasan bahwa masalah  tersebut relevan, aktual  dan sesuai dengan situasi dan kebutuhan zaman
- Relevansinya dengna penelitian-penelitian sebelumnya
- Gambaran hasil penelitian dan manfaatnya bagi masyarakat atau negara dan bagi perkembangan ilmu.

2. Identifikasi Masalah
Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan informasi atau teori dan sebagainya.

a. Pemilihan Masalah
- Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji)
- Fisible (biaya, waktu dan kondisi)
- Sesuai dengan kualifikasi peneliti
- Menghubungkan dua variabel atau lebih.

b. Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian terdahulu, dan lain-lain.

c. Perumusan Masalah
- Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
- Jelas dan padat
- Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul penelitian

3. Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/ capai dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan.
b. Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis.

4. Telaah Pustaka
a. Manfaat Telaah Pustaka
- Untuk memperdalam  pengetahuan tentang masalah yang diteliti
- Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran
- Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesa
- Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian.

5. Pembentukan Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian, pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk klasifikasi dan analisis data. Kerangka teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri. Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk penelitian hubungan dua variabel atau lebih  maka dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua variabel tersebut.

6. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara  teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang  akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.

(Dari berbagai sumber)
Demikianlah pembahasan kali ini semoga bermanfaat. Amin.      
www.skripsiutama.blogspot.com